PERBEDAAN SISTEM OPERASI
OPEN SOURCE DENGAN SISTEM OPERASI CLOSED SOURCE
1.
P Perbedaan
Mendasar
a.
Perbedaan paling mendasar adalah
bahwa sistem operasi open source Linux sebenarnya adalah proyek pengerjaan
sebuah kernel, sedangkan closed source tidak mengerjakan kernel saja tetapi semua
aspek dalam sistem operasi (desain, multi task, window manager, compatibility,
dll).
b.
Sistem operasi open source bisa di
dapatkan secara gratis dan Cuma- Cuma, sedangkan sistem operasi closed source
harus membayar dan membelinya dulu.
c.
Sistem operasi closed source ada
sertifikat untuk setiap pembeliannya, sedangkan sistem operasi open source
tidak ada sertifikat khusus setiap kita menggunakannya.
d.
Apa yang sekarang kita lihat pada sistem
operasi open source ( Linux,Unix,dll ) adalah proyek yang melibatkan orang-orang
diseluruh dunia yang mendukungnya. Sedangkan pada sistem operasi closed source
hanya satu pengembang saja.
2.
User
Interface
Sistem operasi close source seperti Windows memiliki antar
muka yang menarik dan mudah dipelajari, hal tersebut karena tampilannya yang user
friendly. Sedangkan pada sistem operasi closed source seperti Linux, antar
muka untuk user ada 2 bagian, Text User Interface (TUI) dan Graphical
User Interface (GUI). Untuk TUI, tampilannya hanya warna hitam sebagai
latar belakang dan tulisan yang berwarna putih. Sedangkan untuk GUI, ada 3
model desktop yang terkenal yaitu KDE, GNOME,
dan Xfce.
Ketiga desktop ini memiliki tampilan yang menarik dan dibangun sesuai
kebutuhan. Untuk komputer dengan perangkat keras yang cukup tinggi levelnya
dapat menggunakan KDE dan GNOME, namun untuk komputer tua, lebih disarankan
menggunakan Xfce, karena minim terhadap resource komputer.
3.
File
System
Sistem file dari kedua sistem operasi ini berbeda sangat
jauh. Pada Windows, dikenal 3 sistem file sistem yaitu FAT dan NTFS. FAT32 sendiri sudah sangat tidak disarankan karena
beberapa kelemahan dalam handling file dan direktori, serta batas kapasitas
untuk ukuran per-file sebanyak 4 GB (Giga Byte) saja. Microsoft memperbaiki itu
semua dengan mengeluarkan sistem file NTFS yang jauh lebih baik daripada FAT32.
Sedangkan Pada Linux, ada beberapa sistem file yang dapat digunakan sesuai
kebutuhan:
untuk
default sistem file di Linux biasanya menggunakan Ext3 karena kompatibilitas
dan reliability yang telah diuji.
4.
Software
dan Package Management
Untuk software di closed source tidak terlalu sulit mencari
dan menginstallnya pada komputer, karena memang bertebaran di internet.
Software di SO close sourced seperti Windows (Windows Installer) mengenal
ekstensi EXE dan MSI, software atau aplikasi di sistem operasi closed source
pun juga ada yang harus membelinya terlebih dahulu sebelum menggunakannya,
sedangkan pada Linux terdapat sekitar 4 model software (selanjutnya akan di
sebut paket) untuk proses instalasi dan software atau aplikasi – aplikasi
pendukung sistem operasi open sourcepun kita dapat menggunakannya secara free (
gratis ). Paket di Linux tidak terlalu sulit didapat karena biasanya disediakan
oleh pembuat distribusi Linux, apabila tidak terdapat paket yang didukung oleh
pembuat distribusi Linux, pengguna dapat melakukan kompilasi dari source code
pengembang software. Berikut pembagian paket-paket berdasarkan beberapa
distribusi Linux dan program peng-installnya. Untuk beberapa distro turunan
akan mengikuti distro yang diturunkan, misalkan Fedora, karena merupakan
turunan distro Redhat, maka menggunakan RPM sebagai ekstensi paket dan yum atau
rpm atau packagekit untuk manajemen paketnya.
[distro]
– [ekstensi paket] – [penginstall paket]
Demikian perbedaan mendasar antara sistem operasi open source dan closed source.
0 comments:
Post a Comment