Sistem Operasi Open Source Vs Closed Source Reviewed by Unknown on 21:30 Rating: 1

Sistem Operasi Open Source Vs Closed Source

PERBEDAAN SISTEM OPERASI
OPEN SOURCE DENGAN SISTEM OPERASI CLOSED SOURCE
1.      
P   Perbedaan Mendasar
a.       Perbedaan paling mendasar adalah bahwa sistem operasi open source Linux sebenarnya adalah proyek pengerjaan sebuah kernel, sedangkan closed source tidak mengerjakan kernel saja tetapi semua aspek dalam sistem operasi (desain, multi task, window manager, compatibility, dll).
b.      Sistem operasi open source bisa di dapatkan secara gratis dan Cuma- Cuma, sedangkan sistem operasi closed source harus membayar dan membelinya dulu.
c.       Sistem operasi closed source ada sertifikat untuk setiap pembeliannya, sedangkan sistem operasi open source tidak ada sertifikat khusus setiap kita menggunakannya.
d.      Apa yang sekarang kita lihat pada sistem operasi open source ( Linux,Unix,dll ) adalah proyek yang melibatkan orang-orang diseluruh dunia yang mendukungnya. Sedangkan pada sistem operasi closed source hanya satu pengembang saja.
2.      User Interface
Sistem operasi close source seperti Windows memiliki antar muka yang menarik dan mudah dipelajari, hal tersebut karena tampilannya yang user friendly. Sedangkan pada sistem operasi closed source seperti Linux, antar muka untuk user ada 2 bagian, Text User Interface (TUI) dan Graphical User Interface (GUI). Untuk TUI, tampilannya hanya warna hitam sebagai latar belakang dan tulisan yang berwarna putih. Sedangkan untuk GUI, ada 3 model desktop yang terkenal yaitu KDE, GNOME, dan Xfce. Ketiga desktop ini memiliki tampilan yang menarik dan dibangun sesuai kebutuhan. Untuk komputer dengan perangkat keras yang cukup tinggi levelnya dapat menggunakan KDE dan GNOME, namun untuk komputer tua, lebih disarankan menggunakan Xfce, karena minim terhadap resource komputer.
3.      File System
Sistem file dari kedua sistem operasi ini berbeda sangat jauh. Pada Windows, dikenal 3 sistem file sistem yaitu FAT dan NTFS. FAT32 sendiri sudah sangat tidak disarankan karena beberapa kelemahan dalam handling file dan direktori, serta batas kapasitas untuk ukuran per-file sebanyak 4 GB (Giga Byte) saja. Microsoft memperbaiki itu semua dengan mengeluarkan sistem file NTFS yang jauh lebih baik daripada FAT32. Sedangkan Pada Linux, ada beberapa sistem file yang dapat digunakan sesuai kebutuhan:


·            Ext2
·            Ext3
·            Ext4 (masih pengembangan)
·            ReiserFS
·            ReiserFS4
·            XFS
·            JFS


untuk default sistem file di Linux biasanya menggunakan Ext3 karena kompatibilitas dan reliability yang telah diuji.
4.      Software dan Package Management
Untuk software di closed source tidak terlalu sulit mencari dan menginstallnya pada komputer, karena memang bertebaran di internet. Software di SO close sourced seperti Windows (Windows Installer) mengenal ekstensi EXE dan MSI, software atau aplikasi di sistem operasi closed source pun juga ada yang harus membelinya terlebih dahulu sebelum menggunakannya, sedangkan pada Linux terdapat sekitar 4 model software (selanjutnya akan di sebut paket) untuk proses instalasi dan software atau aplikasi – aplikasi pendukung sistem operasi open sourcepun kita dapat menggunakannya secara free ( gratis ). Paket di Linux tidak terlalu sulit didapat karena biasanya disediakan oleh pembuat distribusi Linux, apabila tidak terdapat paket yang didukung oleh pembuat distribusi Linux, pengguna dapat melakukan kompilasi dari source code pengembang software. Berikut pembagian paket-paket berdasarkan beberapa distribusi Linux dan program peng-installnya. Untuk beberapa distro turunan akan mengikuti distro yang diturunkan, misalkan Fedora, karena merupakan turunan distro Redhat, maka menggunakan RPM sebagai ekstensi paket dan yum atau rpm atau packagekit untuk manajemen paketnya.
[distro] – [ekstensi paket] – [penginstall paket]
·         Slackware – TGZ – pkgtool
·         Redhat – RPM – rpm, yum, packagekit
·         Debian – DEB – apt-get, dpkg
·         Arch – TGZ – Pacman
·         OpenSuSE – RPM – Zypper

Demikian perbedaan mendasar antara sistem operasi open source dan closed source.
Anda sedang membaca artikel berjudul Sistem Operasi Open Source Vs Closed Source yang ditulis oleh ABOUT IT yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di ABOUT IT

0 comments:

Post a Comment

Back to top